Rabu, 11 Maret 2015

Tim Ekonomi Jokowi Tak Bersenergi, Rupiah Tersandra "Politik Gonjang-Ganjing"


KURS mata uang Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot valas antar bank Jakarta, Rabu (11/3/2015) mengalami tekanan pada perdagangan. Rupiah hari ini diprediksi berada di level support Rp13.010 dengan resistance Rp13.100.


Terkait hal itu, Pengamat Ekonomi Ahmadi Hasan mengatakan, Tim Ekonomi Joko Widodo (Jokowi) telah berencana dalam pekan ini akan memberikan insentif pajak bagi Penanaman Modal Asing (PMA) yang memilih reinvestasi. 

"Tim Ekonomi Jokowi berencana memberikan insentif bagi PMA yang memilih reinvestasi dan tidak mentransfer hasil investasinya ke pemilik modal di negara asalnya,"beber Ahmadi kepada Pelitaonline.com di Jakarta, Rabu (11/3/2015).

Menurut dia, ini merupakan satau langkah cukup simple bagi penguatan Kurs Rupiah. " Hanya Saja pemerintah lupa bahwa Insentif Pajak Ekspor bagi penghasil devisa wajib segera diberikan," tandasnya.

Lebih lanjut Bos PT. Hamston Burm ini menilai, Tim Ekonomi Kabinet Kerja itu masih tidak paham dan tidak bersenergi.

" Mereka itu tidak paham dan tidak pula bersenergi, apalagi Menkeu yang terkesan menginginkan pelemahan Rupiah," pungkasnya.

Agar supaya Kurs Rupiah itu kembali menguat dan stabil, mantan Asosiasi Indonesia Taiwan ini mengemukakan, bahwa penguatan Kurs Rupiah itu sejatinya didukung stabilitas makro politik yang kondusif.

"Investor belum melihat tanda-tanda makro politik Indonesia yang stabil, perpecahan partai politik tidaklah akan memberikan efek baik dan kondusif bagi pemerintahan Jokowi-JK," jelasnya.

Investor, lanjut dia, sulit berharap dari pemerintahan yang kedudukan politiknya masih gonjang-ganjing. " Kedewasaan Partai Politik dan Kenegaraan Presiden dalam bersifat netral akan menciptakan stabilitas," tutupnya. | POL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.