Selasa, 31 Agustus 2010

Kaligrafi Islam


Potret Buram Ekonomi Indonesia

Oleh : Adam Rumbaru

Wasekjen DPP.BIMA 

 

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam, baik di laut maupun di darat. Kebijakan pemerintah dalam menata perekonomian belum sepenuhnya dirasakan masyarakat kelas bawah. Tengok masyarakat di pedesaan, mereka sebagian besar bekerja sebagai petani. Pertanian itu bermacam-macam sebut saja petani sawa yang setiap hari memacul dibawah trik panas matahari. Namun hasilnya dinikmati hanya 15%. Bagaimana mungkin petani itu bisa hidup sukses sementara berpenghasilan rendah. 

Kehidupan masyarakat di pedesaan sudah mencerminkan kegagalan negara dalam menata ekonomi kerakyatan. Di sisi lain misalnya masyarakat yang bekerja di bidang perindustrian mengalami resesi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Pemutusan hubungan kerja dan keterbatasan lapangan kerja dapat berefek terhadap peningkatan pengangguran dan kemiskinan.

Masyarakat Indonesia sebagian juga bekerja sebagai pedagang. Kalau mereka pedangang yang bergensi mendapat tempat yang layak, namun bagi yang tidak bergensi misalnya pedagang kaki lima yang jualan di emperan, seringkali diusir Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) sehingga yang terjadi adalah kekerasan. Sudah banyak korban berjatuhan baik dari pedagang pasar kaki lima maupun satpol PP, nah, pemerintah seharusnya berlaku arif dan bijaksana dalam menyelesaikan persoalan ini.

Simak perjalanan memasuki pemilihan umum secara langsung, yang dalam kampanyenya pihak-pihak yang bertarung dalam perhelatan politik itu kemudian mengobral janji yang kebanyakannya merubahan ekonomi kerakyatan. Hal itu nampak pada masing-masing calon pasangan presiden dan wakil presiden.

Setelah mereka terpilih, tentu saja mereka memiliki ligitimasi yang jauh lebih kuat untuk mengambil langkah-langkah strategis dan sekaligus menjadi tanggung jawab menyangkut permasalahan perekonomian rakyat. Namun sangat disesalkan legitimasi rakyat kepada presiden dan wakilnya tersebut bukannya akan lebih berpihak kepada rakyat malahan hanya mementingkan pihak-pihak tertentu yang notabenenya adalah mereka yang dekat seperti parpor koalisi. 

Kalau disebut-sebut bahwa perkembangan perekonomian ekonomi nasional Indonesia dipengaruhi perkembangan ekonomi dunia yang dipicu oleh suprime mortgage di Amerika Serikat. Menurut saya imbasnya tidak terlalu mempengaruhi masyarakat kelas menengah dan bawah. 

Masyarakat hidup aman, justru menikmati penghasilan yang walaupun rendah, ini sebenarnya tidak terkait oleh kiblat ekonomi. Ekonomi Indonesia itu tidak perlu berkiblat ke Amerika, karena cukup dengan sumber daya alam saja masyarakat Indonesia sudah bisa hidup layak. Namun terjadinya kemiskinan di Indonesia itu bersumber dari ketidakadilan pemerintah yang saat ini dipimpin presiden dan wakil presiden.

Penulis adalah Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Barisan Insan Muda (DPP. BIMA)


Selasa, 10 Agustus 2010

Menjaga dan Meningkatkan Citra Diri Melalui Kecerdasan

Oleh: Adam Rumbaru





A.Dalam Pandangan Islam

Katakanlah: " Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyak yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah, hai Ulul Albab, agar kamu mendapatkan keberuntungan." (QS.al-Maidah:100)

Ulul Albab adalah istilah Al-Qur'an yang sering dijadikan rujukan bagi sebuah semangat gerakan Islam terutama yang menjadikan intelektual sebagai paradigma dasar gerakannya.

Karena merupakan istilah Al-Qur'an, maka tidak ada satu terjemahan yang paling tepat, kecuali terminologi " Ulul Albab" itu sendiri. Walaupun demikian, Ulul Albab sering diterjemahkan dengan " orang yang punya akal". Adalah yang mendapatkan kehormatan dari Tuhan. Biasanya berupa tantangan dengan tujuan untuk dapat mengetahui rahasia-rahasia langit dan bumi. Bagaimana citra insan Ulul Albab itu? Berikut diantara citra Ulul Albab:

1. Ulul Albab adalah mereka yang mampu mengambil hikmah akan ayat-ayat muhkamat dan mutasyabihat Al-Qur'an Allah berfirman
 :
Dialah yang menurunkan al-kitab (Al-Qur'an) kepada kamu. Dia antara isi (nya) ada ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok isi Al-Qur'an dan yang lain (ayat-ayat mutasyabihat). Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mengikuti ayat-ayat mutasyabihat daripadanya untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: " Kami beriman kepada ayat-ayat mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (QS. Ali Imran:7)

Potongan akhir ayat di atas menjelaskan bahwa " hanya" insan Ulul Albab yang dapat menyadari dan mengambil inti hikmah serta sanggup untuk mengatakan bahwa ayat di atas juga berindikasikan mutasyabihat.


2. Ulul Albab adalah mereka yang mengetahui kebenaran itu berasal dari Tuhan.

Firman Allah SWT:

Adakah orang-orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran. (QS.ar-Ra'd:19).


3. Ulul Albab adalah mereka yang dapat merenungi kosmos ciptaan Ilahi.

Firman Allah SWT:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. (QS. Ali'Imran: 190).

Terminologi Ulul Albab di atas menunjukkan pada orang yang mampu merenungi kosmos ciptaan Ilahi. Mengapa " langit" dipasangkan dengan " bumi"? Kenapa Tuhan tidak "menjodohkan" langit dengan, misalnya matahari, yang sementara orang sains modern diyakini sebagai pusat tata surya kita? Atau kenapa tidak dipasangkan dengan planet lain selain bumi di dalam jagat raya ini?

Itulah pertanyaan-pertanyaan mendasar seputar rahasia ciptaan Allah, yang tak mungkin manusia yang tak berakal akan mampu untuk merenungkannya.

4. Ulul Albab adalah mereka yang istiqamah dalam keyakinan kepada Allah.

Firman Allah SWT:

Katakanlah: Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyak yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah, hai Ulul Albab, agar kamu mendapatkan keberuntungan (QS. al-Maidah: 100)

Ukuran baik dan buruk bukanlah pada legitimasi kerelatifan, namun pada logika kemutlakan. Kemutlakan yang terpahami adalah merupakan kemutlakan yang relatif, dan inilah yang sampai kepada kepahaman manusia. Sedangkan kemutlakan yang mutlak hanyalah milik yang Maha Mutlak, Allah SWT. Sehingga parameter kebaikan dan keburukan adalah nilai-nilai transedental, yakni apa yang datang dari Allah SWT.

5. Ulul Albab adalah mereka yang merasa cukup dengan Al-Qur'an sebagai kitab penjelas dan pemberi peringatan.

Firman Allah SWT:

Al-Qur'an Ini adalah penjelasan yang cukup bagi manusia dan supaya mereka memberi peringatan dengannya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. (QS.Ibrahim: 52).

Merasa cukup dengan Al-Qur'an bukan berarti menafikan sumber-sumber hukum di bawah Al-Qur'an yakni hadis dan ijtihat, namun justru sebagai konstitusi yang tertinggi dan tidak ada yang lebih tinggi. Insan Ulul Albab adalah memberikan penjelasan dan peringatan tentang pentingnya menjadikan tauhid sebagai pandangan dunia yang paling puncak, di atas pandangan dunia teologi, filsafat, dan sains.

6. Ulul Albab adalah mereka yang beriman kepada Allah, yang takut akan azab-Nya yang keras.

Firman Allah SWT:

Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang mempunyai akal; yaitu orang-orang yang beriman, sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu." (QS.at-Thalaq:10).

Ayat di atas barangkali adalah ayat yang paling luas pengertiannya tentang " kategori" Ulul Albab. Menurut Ayat tersebut, Ulul Albab adalah seorang yang beriman kepada Allah SWT. Dengan kata lain, Ulul Albab artinya seorang mukmin, yang tidak cukup hanya melafalkan keimanan kepada Allah, malaikat, rasul, kitab, hari kiamat, dan takdir saja, namun juga meyakini akan keadilan Tuhan dan hukum-hukum kausalitas-Nya.

7. Ulul Albab adalah mereka yang diberi hikmah oleh Tuhan.

Allah SWT berfirman:

Allah memberi hikmah kepada siapa saja yang dikehendakinya. Dan barangsiapa yang diberi hikmah, sesungguhnya telah diberi kebijakan yang banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal."(QS.al-Baqarah:289).

Hikmah adalah pengetahuan tentang hakikat sesuatu sebagaimana adanya. Ia adalah, " pohon yang tumbuh dalam hati dan berbuah di lisan". Hikmah adalah puncak kesempurnaan.

8. Ulul Albab adalah mereka yang mampu menangkap pesan-pesan sejarah.

Allah SWT berfirman:

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur'an itu bukanlah ceritra yang dibuat-buat, akan tetapi, membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS. Yusuf:111)

Imam Nawawi berpendapat bahwa yang dimaksud kitab dalam ayat tersebut adalah kitab Nabi Yusuf as dan saudara-saudaranya, atau kisah para rasul. As-Suyuthi mengartikan lafadz itu dengan kisah para rasul.

Dalam konteks kehidupan sekarang, insan Ulul Albab mempresentasikan diri dalam bentuk tiga kecerdasan yakni kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. Insan Ulul Albab telah ditunjukkan pribadi-pribadi agung dan mulia dalam sejarah Islam.

Tentang ketiga kecerdasan itu dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Kecerdasan Intelektua

Kecerdasan intelektual atau Intelectual Quetiont (IQ)  merupakan kecerdasan yang paling tua usianya. Ia merupakan kecerdasan anak sulung manusia. Yang telah berabab-abab diyakini sebagai satu-satunya kecerdasan yang dimiliki oleh manusia, sampai kemudian, dunia dikejutkan oleh dua penemuan baru tentang kecerdasan, yakni kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Sebagaimana dua kecerdasan ini, maka kecerdasan intelektual (IQ) juga bekerja dalam otak manusia.

2. Kecerdasan Emosional

Kecerdasan Emosional atau Emotional Quetiont (EQ) pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harverd University dan John Mayer dari University of New Hampshire, untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan. Kualitas ini antara lain adalah:

-Empati
-Mengungkapkan dan memahami perasaan
-Mengendalikan amarah
-Kemandirian
-Disukai
-Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi
-Ketekunan
-Kesetiakawanan
-Keramahan
-Sikap hormat.

3. Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan Spirituan atau Spiritual Quetiont (SQ) dalam ilmu psikolog adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan-persoalan makna dan nilai, yakni kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.

Sampai detik ini, SQ adalah puncak kecerdasan yang dimiliki manusia, dimana jenis kecerdasan ini akan memberikan berbagai inspirasi dan kekuatan dalam diri manusia.


B. Pandangan Lain

Kecerdasan merupakan braen power yang dianugerahkan Tuhan kepada setiap manusia. Manusia memiliki pikiran yang harus dimanfaatkan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi.

Secara umum, kecerdasan (intelligence) merupakan general mental capability, yang melibatkan kemampuan manusia untuk memberi argumen atau menciptakan alasan ( reasonting), merencanakan, memecahkan masalah, berfikir secara abstrak, memahami ide-ide yang kompleks, belajar dengan cepat dari pengalaman. Kecerdasan merupakan penentu dari kesuksesan  dan executive intelligence merupakan titik sentral dari kinerja kepemimpinan. Semua pemimpin yang hebat memiliki executiveintelligence.

Akar  dari kecerdasan terletak pada kemampuan manusia untuk melahirkancritical thingting. Dan critical thingting hanya akan hadir apabila terdapat 3 kondisi penting yang melandasinya:

  1. Kondisi terbebas dari rasa takut (faer free condition). Rasa takut akan menjauhkan dari kecerdasan, pada saat ketakutan menghantui manusia, proses berfikir, perasaan, kinginan dan tingkah laku akan terganngu. Dapat dikatakan bahwa the biggest enemy of intellignce is the fear, trutama yang dilakukan olh para pemimpin yang srius mngatasnamakan Tuhan dan mereka  yang tidak cerdas  atau yang anti kecerdasan. Menurut pandangan para pemimpin yang tidak mnginginkan kecerdasan bahwa orang yang cerdas sulit untuk tunduk atau loyal kepada kepentinganpemimpin.
  2. Berfikir positif (positive thingting). Dengan berfikir positif , maka diharapkan feling akan mnjadi positif.
  3. Memahami dan menrima perbedaan merupakan anugerah yang dimiliki olh manusia baik dari sisi fisik maupun pikiran, asal usul, kyakinan, atau prilaku yang dapat berbeda dari satu manusia dengan manusia lainnya.

Mengapa Harus Berfikir Cerdas

Ada beberapa argument yang sangat mendasar dikmukakan dalam kaitannya dengan pemanfaatkankecerdasan untuk meembangun competencies, value creation dan competencies dapat dijelaskan sebagai brikut:

  1. Manusia yang mmiliki dan mampu memanfaatkan kcrdasan adalah mreka yang mampu mentransformasikan pngalamannya menjadi pngetahuan dan memanfaatkan pengetahuan ini dan menghubungkan dengan persoalan di masa yang akan dating.
  2. Manusia yang crdas t5idak akan perna miskin, karena kecerdasannya dapat dimanfaatkan untuk memecahkan persoalan sendiri, dan bahkan dapat digunakan untuk mnolong orang lain menjadi manusia yang cerdas pula.
  3. Talent dan jenius serta competence dan wisdomberakar dari kecerdasan.
  4. Kcerdasan (intelligence) merupakan determinant factor dari kesuksesan bersumber dari tiga prinsip dasar yaitu: (1) simplicity; (2) dynamics; (3) coomunication. Ini berarti bahwa ketiga prinsip trsebut bias dilaksanakan untuk memerlukan kecerdasan.
  5. dalam kaitannya dengan kepemimpimpinan, greatness needs great leaders .
  6. Sistem demokrasi dan pasar bebas mlahirkan pilihan-pilihan bagi masyarakat, terutama bagi pemimpin untuk meengambil keputusan.
  7. Kebahagiaan yang hakiki, sebagaimana yang diungkapkan oleh Mahatma Gandhi, adalah merupakan kebebasan tatanan berfikir. Pada hakkatnya hanya orang cerdas yang  memiliki kebebasan berfikir.

Penulis adalah mantan Ketua Umum Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam Himpunan Mahasiswa Islam (LDMI HMI) Cabang Ambon. Skarang Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Barisan Insan Muda (DPP. BIMA)

Minggu, 08 Agustus 2010

PT. ISS Diduga melakukan Kerja Lembur Tanpa Bayar

Jakarta

PT. ISS yang beralamat di Jl. TB. Simatupang, Jakarta Selatan diduga melakukan lembur tanpa ada bayaran upah kepada karyawan yang dipekerjakan. Alasannya upah lembur dibayar dengan hari libur. Padahal di dalam Undang-undang ketenagakerjaan, pemerintah berusaha meningkatkan kesejahteraan buruh atau tenaga kerja.

Buruh merupakan salah satu kekuatan dalam memajukan sebuah perusahaan,namun sayangnya upaya yang diharapkan untuk mengubah ekonominya itu terkadang mengalami hambatan dari perusahaan.

PT. ISS yang merupakan salah satu Perusahaan nasional yang ikut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, sejatinya tidak menyalahgunakan Undang-undang ketenagakerjaan. Agar buruhpun juga mendapatkan kehidupan yang layak.

Setelah tim investigasi mengonfermasikan dengan salah seorang karyawan yang enggan menyebut namanya, ia mengungkapkan bahwa PT. ISS mempergunakan tenaga lembur, tapi upah lemburnya itu sudah digantikan dengan hari libur.

"Seandainya pekerja yang memiliki hari kerja mulai dari Senin sampai Sabtu dan bila ada overtime sampai 8 jam dalam satu bulan, maka upah overtime tersebut akan digantikan dengan hari libur yang tercatat dalam hari wajib kerja,"katanya.

"Sebenarnya kami pun mengharapkan hari libur untuk istirahat, namun kalau ada overtime kami harus dibayar dan bukan diganti dengan hari libur," tegasnya.

Celakanya lagi di lingkungan PT. ISS, sambung karyawannya, perusahaan dilarang mengenakan jilbab dalam bekerja. Padahal alasan karyawan yang dengan mengenakan jilbab itu dengan tujuan menutup aurat rambut sesuai ajaran Islam.

Menyimak kondisi tenaga kerja pada PT. ISS mengenai upah lembur yang dibayar dengan hari libur dan larangan mengenahkan jilbat itu, karyawan mengharapkan, agar kasus ini perlu diselesaikan pemerintah atau pihak terkait

Sementara itu Parlin, Menager HRD, PT. ISS, membantah, isu tidak membayar upah itu tidak benar.

Menurut Parlin, setiap karyawan tetap mendapatkan haknya, namun kalau ada supervisor yang memanipulasi data karyawan sehingga upah lembur pekerja dibayarkan dengan hari libur, maka akan diberikan sangsi tegas berupa PHK," kata Parlin dengan nada tegas dan wajah memerah.

Masih dengan nada tegang, Parlin mengakui, dari awal pihaknya tidak pernah melakukan praktek seperti itu." kami justru harus patuh terhadap peraturan Depnaker, karena kalau kami melanggar peraturan tenaga kerja tentu kami mendapatkan sangsi dari Depnaker," tegasnya.

Mengenai larangan berjilbab, Parlin juga membantah, pihaknya tidak melarang untuk mengenakan jilbab.

"Silahkan mengenakan jilbab, karena itu ibadah yang harus dilakukan," kilahnya.

Pernyataan Parlin tersebut menurut pantauan Indowarta ternyata di lingkungan kantor pusat di Jl. TB. Simatupang, Jakarta Selatan tidak ditemukan satu orang muslimah yang mengenakan jilbab. (Adam)

Mempertahankan Etika Politik Membangun Integritas Bangsa

Oleh : Adam Rumbaru



Suatu negara kebangsaan kerap dihadapkan pada dilema antara membangun integrasi dan mengembangkan demokrasi. Idealnya kedua hal tersebut dapat berjalan seiring tanpa harus saling mengganggu. Tetapi, dalam kenyataannya kerap terjadi upaya memperkokoh ikatan kebangsaan melalui apa yang disebut integrasi harus berhadapan secara diametral dengan upaya memberikan otonomi kepada berbagai kelompok di dalam masyarakat, untuk mengagregasikan dan mengartikulasikan kehendak-kehendak politiknya melalui apa yang disebut demokrasi.

Paradoks ini memang bukan barang baru. Namun, lebih sering terlihat inheren dalam proses membangun tatanan politik yang dipenuhi idealitas demokrasi seraya tetap mempertahankan kohesi sosial masyarakatnya. Setiap proses politik ke arah itu pasti menimbulkan krisis-krisis yang menuntut kehati-hatian dalam melanjutkan proses-proses yang lebih lanjut. Karena hal tersebut tidak saja melibatkan teori-teori politik, tetapi juga itikad baik, etikapolitik dan rasa solidarita ssebagai nation (bangsa).

Selama empat tahun terakhir sejak awal 2005, Indonesia mengalami pasang surut yang cukup dinamis dalam kehidupan dan harmonisasi hubungan antar kelompok. Pada umumnya, melalui kerja keras dan upaya yang terkoordinasi, pemerintah berhasil mempertahankan stabilitas sosial dan politik dalam kehidupan masyarakat, sebagai kelanjutan pencapaian akumulatif dari tahun-tahun sebelumnya. Wilayah-wilayah yang konflik seperti Poso, Maluku, Nangroe Aceh Darusalam (NAD), dan Papua, terus memperlihatkan kemajuan signifikan dalam proses pemulihan kehidupan masyarakat di masing-masing daerah. Kebijakan pemerintah yang bersifat persuasif, tidak memihak, proaktif dan berimbang ternyata telah cukup mampu meyakinkan berbagai pihak bahwa kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah.

Khusus di NAD, stabilitas sosial politik yang terjadi tidak terlepas dari keberhasilan program reintegrasi yang telah dilaksanakan melalui kerja sama pemerintah pusat dan pemerintah provinsi NAD, serta peran forum komunikasi dan koordinasi yang menjadi wadah bagi penyelesaian masalah berkaitan dengan agenda perdamaian yang telah disepakati. Sedangkan di Papua, situasi yang relatif cukup kondusif merupakan sumbangan dari adanya penguatan implementasi Otonomi Khusus bagi provinsi Papua sesuai dengan Undang-undang No. 21 tahun 2001 dengan penerapan Inpres No. 5 tahun 2007 tentang percepatan pembangunan provinsi Papua dan Papua Barat dengan penerapan New Deal Policy. Pada tahun 2008 tentang Majelis Rakyat Papua (MRP) khususnya yang menyangkut keuangan MRP.

Berkaitan dengan hak-hak politik, masih terlihat adanya kesenjangan antara semangat dan kebebasan yang besar dalam berpolitik masyarakat dengan kemampuan organisasi politik untuk menjalankan fungsi-fungsinya secara memadai untuk mengakomodasi aspirasi politik masyarakat. Hal itu terlihat dari besarnya semangat dan potensi partisipasi politik rakyat untuk ikut berorganisasi dalam partai politik dan organisasi masyarakat sipil.

Simak perjalanan pilkada akhir tahun 2008 dimana pilkada itu berjalan relatif lancar dan aman. Perselisihan dalam Pilkada Gubernur Jawa Timur tahun 2008 dapat diselesaikan secara hukum melalui Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) untuk melakukan pemungutan suara ulang di dua Kabupaten di Porvinsi Jawa Timur. Pada daerah lain, meskipun terjadi perselisihan yang cukup tajam sejak akhir akhir 2007 mengenai hasil pilkada Gubernur Maluku Utara antara pihak-pihak yang bersaing dalam pilkada, namun kasus ini sudah dapat diselesaikan secara politik dengan mempertimbangkan semua aspek hukum melingkupi semua persoalan pilkada ini. Pemerintah sudah menetapkan pemenang Pilkada Maluku Utara dan mengharapkan semua pihak berbesar hati untuk menerima keputusan pemerintahitu.

Pada sisi perkembangan kinerja institusi demokrasi, sejak awal 2005 sampai 2009 itu, Indonesia telah mengalami proses transformasi politik yang sangat berarti bagi konsolidasi demokrasi. Lembaga-lembaga penyelenggaraan negara yang sudah ada sejak beberapa dekade terakhir ini terlihat bergerak maju secara lebih dinamis dalam melaksanakan peran dan fungsi yang diberikan konstitusi kepada lembaga masing-masing.