Jumat, 30 Juli 2010

HUT RI Harus Disyukuri Sebagai Rahmat

Oleh : Adam Rumbaru

Pada tanggal 17 Agustus tiap tahun bangsa Indonesia merayakan dan memperingati kemerdekaan nasional, sebagai tanda mensyukuri karunia dan rahmat Ilahi.

Dalam perjuangan mencapai kemerdekaan kemerdekaan itu, bangsa Indonesia pada umumnya dan kaum Muslimin pada khususnya, selalu berpedoman kepada petunjuk Ilahi.

Dalam Al-Quran surah Al-Imran ayat 103 Allah SWT berfirman yang artinya: Dan berpegang eratlah kamu sekalian dengan tali Allah, dan janganlah berpecah-belah. Ingat nikmat Tuhan kepada kamu, tatkala kamu dahulu bermusuh-musuhan, lalu dipersatukan-Nya hati kamu, sehingga dengan nikmat Tuhan itu kamu menjadi bersaudara. Dahulu kamu berada di pinggir lobang neraka (kebinasaan), maka Tuhan melepaskan kamu dari padanya. Demikian Tuhan menjelaskan tanda-tanda kebesaran-Nya kepada kamu,mudah-mudahan kamu menuruti jalan yang benar.

Dengan memperingati hari kemerdekaan itu kita berharap dapat memperkuat keyakinan bangsa bahwa kemerdekaan nasional adalah karunia (rahmat) Ilahi kepada seluruh bangsa.

Perjuangan yang telah dilakukan oleh pahlawan-pahlawan Angkatan ke Angkatan dengan segala bentuk pengorbanan yang beranekaragam, adalah satu keharusan iktiarisasi yang mesti dilakoni untuk mencapai cita-cita. Akan tetapi, tercapainya cita-cita itu bergantung sepenuhnya kepada kekuasaan Tuhan. Jika Tuhan hendak mempercepat proses pencapaiannya, maka tidak ada satu kekuatan yang dapat membendungnya. Dalam menilai pencetusan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, maka faktor yang mempercepat prosesnya itu adalah rahmat Tuhan. Tanpa rahmat dan hidayah Tuhan tidaklah mungkin pemimpin-pemimpin Indonesia mempunya cukup keberanian bathin memproklamasikan kemerdekaan itu, mengingat persiapan-persiapan yang boleh dikatakan kurang samasekali.

Salah satu diantara esensialitas mensyukuri nikmat kemerdekaan Indonesia ialah mengembalikan mental dan cara berfikir kepada iklim dan suasana tatkala proklamasi kemerdekaan itu diumumkan, semua golongan dan pihak, berjejer bahumembahu memupuk dan mempertahankan kemerdekaan itu, tanpa kecurigaan antara satu pihak terhadap pihak yang lain.

Penulis adalah mantan Ketua Umum Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam, Himpunan Mahasiswa Islam (LDMI HMI) Cabang Ambon 2000-2001. Kini aktif di organisasi Barisan Insan Muda (BIMA) dan menjabat sebagai wakil sekjen DPP.BIMA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.