Jumat, 11 Februari 2011

CENTRA IKAN ASIN

Paradigma Baru Ekonomi Kerakyatan



Oleh : Adam Rumbaru
Perkembang ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia yang sedang mengalami krisis ekonomi yang dipicu oleh kasus subprime martgage di Amerika Serikat. Krisis ini telah menyebabkan perekonomian Amerika mengalami resesi ekonomi yang amat dalam, dan saat ini telah menjalar ke Negara-negara lain serta telah berimbas pula ke berbagai Negara dunia termasuk Indonesia.
Dampak yang ditimbulkan oleh krisis ekonomi global terhadap perekonomian Indonesia mulai dirasakan pada triwulan IV Tahun 2008. Pertumbuhan ekonomi triwulan IV tahun 2008 menurun sebesar 3,6 persen dibandingkan triwulan III tahun 2008 dan meningkat 5,2 persen. Hal itu disebabkan menurunnya pertumbuhan ekspor barang dan jasa yaitu minus 5,5 persen. Disamping pertumbuhan ekspor yang melambat, investasi juga mengalami perlambatan pertumbuhan yakni hanya meningkat 0,8 persen.
Pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 ditargetkan bangsa Indonesia mengalami banyak tantangan, dan sebagai tantangan pokok yang akan dihadapi adalah pemulihan perekonomian. Untuk mencapai pemulihan ekonomi nasional diperlukan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Pertumbuhan ekonomi memerlukan peningkatan investasi, ekspor, menjaga konsumsi masyarakat, dan meningkatkan efesiensi dan efektifitas pengeluaran pemerintah. Untuk mewujudkan pertumbuhan yang berkualitas diperlukan peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), peningkatan produktifitas kerja, dan mengurangi kemiskinan.
Realitas yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa UMKM adalah sektor ekonomi nasional yang paling strategis dan menyangkut hajat hidup orang banyak, sehingga menjadi tulang punggung perekonomian nasional. UMKM juga merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian di Indonesia dan telah telah terbukti menjadi kunci pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis ekonomi, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis. Itu artinya, usaha mikro yang memiliki omset penjualan kurang dari satu milyar, dan usaha kecil memiliki omset penjualan pada kisaran satu milyar, serta usaha menengah dengan omset penjualan di atas satu milyar pertahun, memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembangunan bangsa Indonesia. UMKM merupakan modal ekonomi kerakyatan yang strategis dan senantiasa mengembangkan kreativitas usaha, sehingga terciptanya terobosan-terobosan baru untuk pengembangan dan peningkatan daya saing dan mampu menyediakan lapangan usaha, penyerapan tenaga kerja, dan pendistribusian hasil-hasil inovasi.
Berdasakan uraian di atas pentingnya digagas paradigma baru dalam meningkatkan ekonomi kerakyatan. Meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui UMKM berbasis perikanan adalah sebuah paradigma baru yang mesti dilakukan karena sektor perikanan saat ini banyak berperan dalam mengisi pembangunan nasional serta perolehan devisa dari produksi perikanan budidaya dan tangkap.pertumbuhan produk domistik brutto (PDB) perikanan cenderung meningkat. Pada tahun 2007, PDB perikanan berdasarkan harga berlaku mencapai 2,44 persen. Nilai tersebut meningkat sebesar 2,05 persen sehingga pada tahun 2008 mencapai 2,5 persen dari PDB nasional.
Produksi perikanan pada tahun 2008 meningkat menjadi 8,71 juta ton dari 8,24 juta ton pada tahun sebelumnya, atau meningkat sekitar 5,7 persen, kenaikan produksi tersebut diperoleh dari peningkatan produksi pada perikanan budidaya dan perikanan tangkap terutama untuk komunitas udang, ikan tuna dan rumput laut. Kontribusi perikanan tangkap pada tahun 2008 meningkat 2,78 persen menjadi 5,04 juta ton. Sementara itu kontribusi budidaya pada tahun 2008 meningkat sekitar 10,31 persen menjadi 4,53 juta ton.
Sejalan dengan presentasi produksi perikanan tersebut di atas, maka berkembanglah sebuah ide dan gagasan baru yang lahir dari kami yakni membangun Centra Ikan Asin (CIA). Centra Ikan Asin ini akan berkedudukan di Jakarta dan membuka cabang di setiap daerah di Indonesia utamanya di daerah pesisir yang memiliki potensi garapan perikanan laut.
Centra Ikan Asin bekerja sebagai salah satu lembaga bisnis non pemerintah yang akan menjalankan program pemerintah di bidang kelautan dan perikanan khususnya menampung ikan asin dan mengontrol adanya pengawetan ikan asin yang berlebihan.
Ikan Asin yang ditampung di Jakarta itu kemudian akan berkembang menjadi satu komuditas ekspor untuk Negara-negara importer. Negara-negara importer hanya menerima impor ikan asin dan ikan segar dikonsumsi masyarakat Indonesia agar mereka tumbuh sehat dan berfikir cerdas terutama anak-anak, remaja dan mahasiswa, karena ikan segar mengandung nutrisi gizi yang sangat tinggi.Ikan asin sangat baik sebagai komuditi ekspor, apalagi di ekspor kenegara-negara yang saat ini dalam keadaan perang sebabagaimana di Timur Tengah. Disamping itu juga pemerintah Indonesia didorong untuk memiliki sikap tegas dan mandiri dalam hal ini adalah jalinan kerja sama dengan Negara-negara importir di bidang perikanan. Bila Indonesia telah menetapkan ikan asin sebagai komuditas ekspor, maka besar kemungkinan pemikiran untuk menjaga dan mengembangkan potensi perikanan itu, dapat terus meningkat. Disamping pula penguatan keamanan laut menjadi bertambah sehingga tindakkan pencurian ikan di laut Indonesia pun semakin berkurang.
Penulis sekaligus sebagai penggagas usaha Centra Ikan Asin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.