Oleh: Adam Rumbaru
Peningkatan kesejahteraan rakyat akan dicerminkan dalam meningkatnya pendapatan masyarakat dari waktu-waktu, dan itu tidak akan diindikasikan dengan tingkat upah dan gaji serta tingkat tabungan masyarakat.
Membangun kesejahteraan rakyat perlu dibangun ekonomi secara baik. Pembangunan ekonomi yang baik menurut saya adalah pembangunan ekonomi yang memiliki pertumbuhan yang tinggi dan berkualitas, resistensi terhadap goncangan dan terdistribusikan secara adil. Namun demikian kesejahteraan rakyat mengharuskan berkembangnya rasa aman. Kesejahteraan juga tidak mungkin tanpa berkembangnya rasa keadilan.
Perwujudan penegakkan keadilan yang terpenting dan berpengaruh ialah menegakkan keadilan di bidang ekonomi atau pembagian kekayaan diantara anggota masyarakat. Keadilan menuntut agar setiap orang dapat bagian yang wajar dari kekayaan rejeki. Dalam masyarakat yang tidak adil, maka kekayaan dan kemiskinan akan terjadi dalam kualitas dan proporsi yang tidak wajar sekalipun realitas selalu menunjukan perbedaan-perbedaan antara manusia dalam kemampuan fisik maupun mental, namun dalam kemiskinan masyarakat dan pemerintah yang tidak menegakkan keadilan adalah keadilan yang merupakan perwujudan dari kezaliman.
Kejahatan di bidang ekonomi yang menyeluruh adalah mereka yang berpaham kapitalis. Dengan adanya kapitalisme itu, seseorang dapat memeras orang-orang yang berjuang mempertahankan hidupnya dari kemiskinan. Untuk itu perlu diberantaskan kapitalisme dan segenap usaha akumulasi kekayaan pada sekelompok kecil masyarakat.
Pembangunan ekonomi secara tidak benar itu hanya ada dalam suatu masyarakat yang tidak menjalankan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa. Sebagaimana yang terdapat pada ekonomi Islam. Sistem ekonomi ini bertolak dari Allah, bertujuan akhir kepada Allah dan menggunakan sarana yang tidak lepas dari Syariat Islam.
Ekonomi Islam tidak hanya bertujuan memenuhi kebutuhan duniawi, tetapi juga bagaimana mempertanggungjawabkannya di akhirat kelak. Tujuan ini disebut dengan Falah, yakni kesuksesan, kemuliaan atau kemenangan. Dalam konsep falah, akhirat merupakan kehidupan yang diyakini nyata-nyata ada, dan akan terjadi, dan memiliki nilai kuantitas dan kualitas yang lebih berharga dibandingkan dunia. Kehidupan dunia akan berakhir dengan kematian atau kemusnahan, sedangkan kehidupan akhirat bersifat kekal dan abadi.
Dalam ekonomi Islam, konsep Resource Based Ekonomy menjadi konsekuensi logis dalam aktivitas produksi. Hal ini diperlukan untuk keberlangsungan generasi selanjutnya, sehingga orientasinya lebih berjangka panjang.Impilikasi kongkrit dari aktivitas ini adalah konsep pembangunan yang berkesinambungan.
Sejalan dengan itu perlu adanya menciptakan pembangunan ekonomi Indonesia ke depan. Pembangunan ekonomi ke depan harus disusun berdasarkan sekuen dan prioritas, yakni sebagai berikut:
Pertama, memenuhi prakondisi untuk mengakselarasi pergerakan sektor riil. Kedua, memberikan stimulus fiskal dengan tetap memperhatikan keberlanjutan fiskal, untuk mempercepat pergerakan ekonomi. Ketiga, meningkatkan stabilitas makro dan moneter. Stabilitas makro dan meliter merupakan syarat keharusan untuk pembangunan ekonomi Inndonesia. Stabilitas makro memberikan harapan tumbuh dan berkembangnya ekonomi, sehingga dapat mendorong perbaikan kinerja sektor riil. Bersama dengan perbaikan iklan usaha, kondisi iklim makro yang stabil akan meningkatkan minat dan keyakinan investor untuk menanamkan modalnya.
Keempat, penyehatan dan peningkatan efisiensi sektor perbankan dan penguatan pasar modal. Sektor perbankan yang sehat merupakan faktor penting untuk meningkatkan pertumbuhan. Namun, penyehatan perbankan tidak boleh berhenti pada upaya restrukturisasi. Upaya tersebut akan dilanjutkan pada peningkatan fungsi intermediasi perbankan, yang pada gilirannya dapat mendorong kinerja sector riil.
Penulis adalah Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Barisan Insan Muda (DPP. BIMA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.