Oleh : Adam Rumbaru
Sekjen RI2
Indonesia saat ini berada dalam sebuah
fenomena transisi. Baik transisi dalam sistem pemerintahan, kultur, budaya dan
sebagainya. Hal ini berimplikasi terhadap segala sendi kehidupan masyarakat
secara luas. Diantara segala perubahan itu, ekonomi dan stabilitas
politik pemerintahan adalah masalah utama negeri dan
bangsa ini. Elite-elite politik yang hanya berjuang untuk merebut kekuasaan dan
kepentingan golongan semakin tak terhindarkan
sehingga menjadi semakin buas. Pemerintahan hanya diisi oleh saling
berwacana dan berdialektika dalam tataran lips services, dari pihak yang
kalah kepada pihak yang berkuasa. Perubahan iklim ekonomi yang menyebabkan
krisis ekonomi membuat Indonesia terpuruk hingga saat ini. Terlalu banyaknya
politisi yang hanya berambisi untuk menduduki kursi Kepresidenan tanpa
diimbangi dengan manajerial penanganan Republik Indonesia dan warganya membuat
Indonesia menjadi bulan-bulanan,
baik dalam negeri maupun luar negeri.
Perkembangan demokrasi yang cukup pesat di
Indonesia sejak era 1998 nampaknya juga belum cukup bermakna. Banyak orang yang
memandang demokrasi belum mampu menyelesaikan masalah mereka sehari-hari.
Demokrasi masih sering hanya menjadi arena sukses politik semata. Potensi
demokrasi sebagai sarana penyelesaian masalah warga masih belum digali secara
maksimal di Indonesia. Sebenarnya, demokrasi akan dapat menjadi sarana
penyelesaian masalah warga, jika ia masuk dan mengambil peran dalam ruang
pengambilan keputusan publik. Demokrasi yang seharusnya masuk menjadi semangat
sekaligus mekanisme dalam ruang penentuan keputusan publik. Hal ini disebabkan
oleh minimnya pendidikan politik terhadap masyarakat sehingga tidak dapat
membangun Indonesia menjadi negara yang demokrasi.
Pendidikan
politik hanya dianggap sebagai alat pelengkap untuk mengimplementasikan
nilai-nilai atau norma kedalam sistem berdemokrasi, bukan sebagai variable
utama dalam proses demokrasi. Pendidikan politik perlu dipahami sebagai
perbuatan member latihan, ajaran, serta bimbingan untuk mengembangkan kapasitas
dan potensi diri manusia, melalui proses dialogis yang dilakukan dengan suka
rela antara pemberi dan penerima pesan secara rutin, sehingga para penerima
pesan dapat memiliki kesadaran berdemokrasi dalam kehidupan bernegara.
Bangsa
Indonesia dalam menapaki jalannya transformasi terbaik adalah mendorong
terbentuknya koalisi luas. Ajang berkoalisi tersebut dapat meliputi seluruh
segment sosial. Syarat yang paling mendasar bagi keberhasilan proses
transformasi setiap bangsa adalah kemampuanya untuk mempertahankan eksistensi
dan keutuhan sepanjang perjalanan.
Demokrasi,
desentralisasi, modernisasi, dan transformasi menuju keterbukaan, apabila tidak
dikelola dengan arif dan bijaksana, maka dapat menciptakan kekuatan-kekuatan
sentifugal. Untuk itu diharapkan agar pendidikan, pertumbuhan ekonomi yang
tersebar dan penerapan good governance akan memperkuat kohesi. Disamping itu
juga dapat meningkatkan kesadaran politik kebangsaan.
Sementara
diantara perspektif dan harapan Indonesia bangkit dari ketertinggalan masih
dalam bentuk retorika dan wacana belaka. Retorika dan wacana yang digulirkan
kian berkembang hampir di seantero jagat nusantara, namun tak satu pun yang
dapat merealisasikannya. Hal ini menimbulkan kegelisahan masyarakat Indonesia,
utamanya kaum intelektual muda. Akibat dari keterpurukan kepemimpinan dan
proses politik yang gonjang ganjing menjadi hambatan bagi bangsa Indonesia
untuk mencapai politik yang demokratis.
Kemampuan
intelektual muda dalam memperjuangan gagasan tentang Indonesia bangkit menjadi
sebuah tantangan karena akan mengguncang struktur kekuasaan istitusional
termasuk struktur modal. Semangat untuk melakukan perubahan dapat diambil dari
akar budaya dan modal sosial masyarakat Indonesia.
Pengelolaan
negara secara kuat, terpadu, efektif dan cerdas dapat membawa Indonesia keluar
dari keterpurukan kemungkinan tidak berhasil dan kembali terjajah apabila masih
ada ketergantungan ekonomi dan pengelolaan sumber daya nasionalnya pada negara
asing. Ketergantungan tersebut dinilai berpotensi melumpuhkan kedaulatan
ekonomi bahkan memusiumkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sudah
amat mendasak sesegera mungkin kaum intelektual muda berkomitmen untuk segera
membebaskan NKRI dari keterpurukan. Sebagai paket kesatuan intelektual muda
dalam mempersepsikan pemikiran baru menjadi harapan Indonesia akan keluar dari
keterpurukan.
Penulis adalah Sekretaris Jenderal Rumah
Inspirasi Indonesia (RI2)