Oleh : Adam Rumbaru
Sekretaris LARAS
KOMISI Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Selasa (7/1/2014) lalu kembali menjadwalkan pemeriksaan Anas Urbaningrum sebagai tersangka gratifikasi proyek Hambalang dan proyek lain-lain, Namun, Anas enggan memenuhi panggilan KPK, dengan alasan adanya ketidakjelasan pada proses hukum tersebut.
Atas sikap tersebut, KPK ancam akan memangil paksa Anas Urbaningrum untuk menjalani pemeriksaan. Sebab, Anas sudah dua kali mendapat panggilan, namun tak dapat memenuhinya.
Juru Bicara Perhimpunan Pergerakan Indonesia (organisasi bentukan Anas), Ma'mun Murod, menyatakan Anas siap jika dilakukan penjemputan paksa oleh penyidik KPK. Namun, Ma'mun juga meminta KPK bisa menjelaskan maksud dari penetapan tersangka Anas terkait kasus penerimaan hadiah dari 'proyek-proyek lain'.
Ma'mun sendiri datang bersama sejumlah kader PPI untuk memberi tahu kepada penyidik KPK, bahwa Anas tak bisa memenuhi panggilan KPK. Hal itu, kata Ma'mun juga akan terus dilakukan, selama KPK tak memberikan penjelasan rinci maksud Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (Sprindik) yang mencantumkan kalimat "proyek-proyek lain" dalam kasus Anas Urbaningrum.
Meskipun sebelumnya, Ketua KPK Abraham Samad mengingatkan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum agar patuh kepada panggilan KPK.
Lebih dari itu, disinyalir pemanggilan Anas itu ada kaitannya dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). sepertinya ada mainan di dalamnya. Karena Loyalis Anas menyebutkan Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto sowan ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebelum memeriksa Anas.
Padahal Presiden SBY selaku Ketua Umum Partai Demokrat yang sejatinya memposisikan keberadaan dia dan parpolnya untuk bersikap independen. Ketidakindependensi Partai Demokrat merupakan pelanggaran sistem demokrasi. Karena partai politik adalah institusionalisasi kehendak rakyat yang berdaulat. Partai Politik juga sebagai instrumen demokrasi yang sangat penting.
Hal ini menjadi kenyataan bahwa Partai Demokrat telah menggoreskan sejarah buramnya perpolitik bangsa indonesia saat ini. Sehingga akan menjadi bukti bagi generasi akan datang bahwa partai penguasa tidaklah mengedepankan keteladanan politik demokrasi.
Demokrat yang seharusnya melakukan perubahan bangsa ini ke arah yang lebih baik, malah dia sendiri yang menenggelamkan dirinya di dalam perubahan yang menagarah kepada hancurnya pilar demokrasi kebangsaan melalui kader partainya sendiri. Mantan Bendahara Umum Nazaruddin ditahan akan menyusul mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
Namun pertanyaannya apakah SBY tidak suka dengan anak muda yang cerdas dan yang akan berkarya sebagai bentuk pengabdian pemuda kepada bangsa? Mungkinkah kehadiran pemuda di Partai Demokrat menjadi hambatan langkah politik SBY? Ataukah memang sudah secara alamia kesalahan SBY merekrut anggota partainya. Namun hal ini menjadi mustahil bila SBY salah memilih orang.
Ini hanya tuntutan politik partai kepada Ketua Umum. Namun bila ditelaah Presiden SBY salah strategi. Karena bila Anas Urbaningrum ditahan maka dia akan mengungkapkan segala kasus partai Demokrat.
Anas boleh dibilang lebih cerdas dan pandai membaca gerak gerik petinggi partai Demokrat termasuk SBY. Diprediksikan bila Anas ditahan, maka terungkap semua boroknya SBY beserta petinggi partainya. Apalagi kita tengah hadapi pemilu 2014 bisa terjadi
partai penguasa ini bubar. Jika partai Demokrat bubar akan ber-efek kepada pemilihan umum dan bisa gawat karena telah kehilangan satu partai politik. Sementara caleg begitu banyak. Tentunya pendukung partai seperti anak ayam kehilangan induknya.
Melalui media jejaring sosial, tampaknya dukungan begitu mengalir bak air terjun untuk Anas. Anas Urbaningrum yang merupakan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) siap didukung kader HMI. Selain kader HMI Korps Alamni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) akan memberi bantuan hukum untuk Anas.
Para senior dan adik-adik HMI sudah berbondong-bondong datangi rumah Anas dan kemungkinan ada kejutan menarik buat Komisi Pemberantasan Korupsi. Hanya masih menunggu dijemput paksa dai KPK. Bila Anas ditahanan KPK, SBY bukan cuci tangan melainkan akan menantikan hukuman rakyat terhadap dirinya. Rakyat saat ini terlihat sedang menanti-nantikan hukum SBY di akhir masa jabatan.
Adam Rumbaru: Sekretaris Lembaga Riset dan Pengembangan Demokrasi (LARAS)
http://pelitaonline.com/opinions/anas-ditahan-kpk-demokrat-diprediksi-bubar#.Us5bitIW1pI