Kamis, 22 Desember 2011

Aktor Cilik Haniv Aulia Bercita-Cita Menjadi Pengusaha


Cita-cita terkadang dapat menjadi inspirasi bagi seseorang untuk mengukir prestasi. Tidak hanya sebatas inspirasi, cita-cita juga dapat menjadi motivasi dalam mencapai sebuah tujuan. Hal ini pula yang menginspirasi boca 8 tahun Haniv Aulia, aktor sinetron.

“ Saya bercita-cita akan menjadi pengusaha, karena menjadi pengusaha itu berarti hidup mandiri tanpa campur tangan pihak lain kecuali mitra kerja sama,” tutur Haniv Aulia saat ditemui Indowarta di lokasi shooting Cibubur, Jakarta Timur kemarin.
“Saya terjun ke dunia sinetron ini agar bisa memiliki modal usaha, utamanya modal pengetahuan dan pengalaman untuk menggapai cita-cita saya sebagai pengusaha,” jelasnya.
Menurut Haniv, sinetron selain menjadi seni, juga tempat mencari uang. Tapi, semua itu harus butuh kesabaran.
“Kita kalau shooting itu kadang dari pagi sampai jam 12 malam, jadi capeknya minta ampun, ya tapi itulah namanya orang cari duit harus sabar dan tabah,” imbunya.

Ternyata buah kasih sayang dari pasangan Sanusi dan Adesma selain dari pandai ber-acting juga termasuk anak yang pintar di sekolah. Dia memiliki nilai di atas angka delapan.

Sementara itu Adesma, Ibunya Haniv mengakui, memang anaknya tumbuh menjadi cerdas karena bimbingannya begitu ketat dengannya. 

“ Haniv di Sekolah itu memiliki nilai di atas angka delapan. Karena pertama ada kemaun belajar yang tinggi untuk menjadi orang sukses, yang kedua dia orangnya turut perintah kedua orang tua,” kata Adesma.

Ketika ditanya soal waktu shooting ada masalah dengan perizinan dari sekolahnya...?Adesma menjawab soal shooting tidak mengganggu.

“Untuk mencapai cita-cita sang anak, selaku orang tua sudah pasti mendukung sepenuhnya. Apa yang menjadi kebutuhannya itu pasti kami penuhi,” kata Adesma meyakinkan. *Adam)

Minggu, 18 Desember 2011

LAPD Gelar Dialog Wawasan Kebangsaan


Jakarta, Indowarta
Lembaga Analisa Pengembangan Demokrasi (LAPD) adalah salah satu lembaga swadaya masyarakat (LSM) Nirlaba yang saat ini bermitra dengan Direktorat Jenderal Kestauan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri, menggelar kegiatan dialog tentang wawasan kebangsaan dengan tema “ Upaya Peningkatan Wawasan Kebangsaan  Untuk Mencapai Cita-Cita Nasional”. di Aula Yayasan Az Zaidah Jatinegara Jakarta Timur beberapa hari lalu.
 
Kegiatan dialog itu dihadiri seratus orang peserta, dibuka oleh Dirjen Kesbang Pol Kemendagri dan menghadirkan dua orang narasumber yakni Sterdam Jaya Babandya Wanwil Letkol Inf. Sukarni dan Hamid Mas’ud Kasubdid Integrasi Bangsa, Kesbang Pol Jakarta Timur.
“Kami menggelar acara dialog ini sebagai bagian dari sosialisasi nilai-nilai kebangsaan kepada warga masyarakat, agar masyarakat dapat memiliki pengetahuan tentang wawasan kebangsaan,” kata Adam Rumbaru, Ketua LAPD kepada Nonstop usai acara dialog wawsan kebangsaan di Aula Majelis Zikir Az Zaidah, Jl. Bekasi Timur, Jakarta beberapa hari lalu.  
Menurut Adam, konfik yang terjadi di tengah-tengah masyarakat itu akibat dari kurang adanya kesadaran mengenai kebangsaan.
“Kita lihat tingginya konflik dan tindakan kriminalitas di tengah masyarakat akhir-akhir ini, menunjukan kepada kita bahwa masyarakat Indonesia masih kekurangan kesadaran kebangsaan, sehingga perlu adanya sosialisasi,” jelas Adam.
Lebih lanjut orang nomor satu di Lembaga Analisa Pengembangan Demokrasi itu mengingatkan, agar warga masyarakat senantiasa tidak terpancing dengan konflik horizontal yang berefek memecah belah kesatuan bangsa.
Sementara itu, dalam dialog kebangsaan, Sterdam Jaya Babandya Wanwil Letkol Inf. Sukarni menegaskan, dengan adanya tindakan anarkis, konflik SARA dan Separatisme yang mengatas namakan demokrasi meninbulkan kesan bahwa tidak ada lagi semangat kebersamaan sebagai suatu bangsa.
“Kepentingan kelompok, bahkan kepentingan pribadi, telah menjadi tujuan utama, sehingga semangat untuk membela negara seolah telah memudar,” ujar Sukarni.
“Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan militerrisme, seolah-olah kewajiban dan tanggung jawab untuk membela Negara hanya terletak pada TNI. Padahal berdasarkan pasal 30 UUD 1945, bela Negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga Negara Republik Indonesia. Bela Negara adalah upaya setiap warga Negara untuk mempertahankan Republik Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri,”ulas Sukarni.
Sementara narasumber lain,  Hamid Mas’ud Kasubdid Integrasi Bangsa, Kesbang Pol Jakarta Timur, menyatakan, cara pandang terhadap wawasan kebangsaan yang hamper meluntur dan mencapai titik terendah pada diri anak bangsa. (mad’s)


Para Peserta Dialog Kebangsaan Saat Melakukan Registrasi


Peserta Dialog Kebangsaan yang Diselenggarakan LAPD Bekerja Sama Dengan Kesbang Pol Kemendagri


Adam Rumbaru Saat Menyampaikan Sambutannya Pada Acara Dialog Kebangsaan


Adam Rumbaru dan Letkol Inf. Sukarni pada acara Dialog Kebangsaan


Kamis, 15 Desember 2011

Rika Kini Kembali Memulai Karier Sebagai Pemain Sinetron

Rika demikian sapaan akrab dari nama lengkap Rika Yesi  Tania, yang telah lama meninggalkan dunia entertainment itu kini kembali lagi ke profesinya semula. Memang dunia sinetron bagi Rika itu sebuah pekerjaan yang asik dan menyenangkan sehingga dirinya kembali memulai kariernya sampai meraih sukses.
” Tidak terasa bahwa diriku sudah lama meninggalkan dunia sinetron, namun setelah saya bertemu dengan Direktur Eksekutif Young Art Menagement Talent, Heri Fansuri saya mulai bangkit dan kembali ke profesi awal,” Kata Rika Yesi Tania  saat ditemui di Sanggar Young Art Menagement Talent di Anjungan Bengkulu Taman Mini Indonesia Indah Hri  ini.
Menurut Rika, Sinetron itu banyak memberi harapan untuk masa depannya yang lebih cerah dibanding dengan pekerjaan lain yang bukan menjadi bakat alaminya.
Gadis pemilik wajah cantik dan imot ini mengaku dirinya senang ber-acting yang mengandung kesedihan. Mimik wajah itu bisa berubah menjadi sedih dan juga bahagia.
Rika Yesi Tania adalah buah kasih sayang dari Yedi Supriantna dan Kurnia Wati keduanya asal Tasik Malaya, Jawa Barat itu, boleh dibilang keluarga ini hidupnya sangat sederhana, namun hal itu tidaklah mengurangi atau mengubah penderian Rika dalam berjuang meraih cita-cita menjadi orang sukses di dunia entertainment.
Darah cantik berdarah sunda itu selalu membuat melek mata lelaki bahkan ada yang mengejar cintanya, namun semua cinta dari cowok-cowok itu tak satupun diterima dalam lubuk hatinya yang lembut. Lalu apa alasannya....?
Ternyata Cucu dari Budi Asih ini menundah masa pacarannya karena bertekat untuk membahagiakan kedua orang tuanya, terutama neneknya yang tercinta.
“Nenek memang sangat sayang kepada saya, dan saya semenjak kecil selalu dipangkuannya. Jadi saya tidak mau menyia-nyiakan waktu dalam hidup ini, saya harus bekerja keras sehingga bisa meraih kesuksesan lalu membalas budi baik kedua orang tua dan nenek tersayang,” ujarnya.
Darah kelahiran Jakarta 30 Juni 1995 itu kembali diorbitkan Sanggar Young Art Mengement Talent dibawa pimpinan Heri Fansuri.
“Saya menilai Rika memiliki potensi besar sebagai pemain sinetron dan saya yakin gadis ini bisa sukses dalam dunia sinteron. Karena pertama dia memiliki wajah yang cantik, dan yang kedua dia pandai ber-acting,” tambah Heri Fansuri. (Adam)

PELATIHAN JURNALIS PEMUDA OLEH LEMBAGA ANALISA PENGEMBANGAN DEMOKRASI BEKERJA SAMA DENGAN KEMENPORA RI















Minggu, 04 Desember 2011

Karena Fokus Pada Kuliah dan Karir Indah Menundah Masa Pacaran


Jakarta, Indowarta
Sebagai fitra, manusia yang diciptakan secara berpasang-pasangan itu berbeda jenis laki-laki dan perempuan itu sangat membutuhkan pasangan hidupnya. Masa pubertas yang dialami anak-anak yang mengenal tidak mungkin hidup sendirian, namun diantara manusia yang arti cinta merasa indahnya hidup itu jikalau ada sang kekasih yang menemaninya. Namun hal itu terasa lain yang diakui seorang gadis nan cantik.
“Saya belum mau berpacaran karena masih fokus pada kuliah dan meningkatkan karir saya sebagai seorang selebritis. Agar kuliah saya bisa mendapatkan nilai yang baik dan meraih prestasi yang memuaskan, juga sukses di dunia selebtitis,” kata Indah Aprialin Sari saat ditemui Indowarta di lokasi shooting Bambu Apus, Jakarta Timur ketika dia berperan sebagai wanita cantik dalam sinetron “Satria” Produksi Multivision Plus, Minggu (4/12/2011).
Darah cantik kelahiran Bogor 14 April 1992 itu mengakui, dunia sinetron itu sesuatu yang sangat asik dan menggiurkan. Apalagi terlihat kerja sama yang baik antara sutradara dan crew film.
“ Ya sebagai pencinta seni peran atau acting saya mengakui memang selama ini belum ada kesalahan fatal dari crew, karena ada kerja sama yang baik antara crew dan sutradara, sehingga benar-benar berjalan baik dan professional,” tegasnya.
Lebih lanjut, buah hati dari pasangan Yuliono Purwatno dengan Badriah keduanya asal Jawa Tengah ini mengaku, dirinya terjun di dunia selebritis itu semenjak dia duduk di bangku SMA kelas tiga.
“ Saya pertama kali terjun di dunia selebritis itu semenjak saya duduk di bangku SMA kelas tiga dan sudah banyak sinetron yang saya ikut berperan, diantaranya adalah Sinetron Islam KTP, Putih Abu-abu, Janji Cinta Aisa dan Satria yang sekarang saya berperan sebagai wanita cantik ini,”ulasnya.
Mahasiswi semester satu Universitas Pembangunan Nasional “Veteran) mengaku dirinya pertama kali mengenal dunia acting dan mahir ber-acting itu semenjak dia bergabung di Young Art Menagement Talent yang dibawa pimpinan Heri Fansuri.
Young Art Menagement Talent ini bekerja sama dengan PH Multivision Plus, PH Screenplay production dan beberapa production house iklan lainnya.(Adam)